Pengertian
manajemen, kurikulum manajemen kurikulum dan konsep manajemen kurikulum
1. Pengertian
Manajemen
ª Manajemen berasal dari
kata to manage yang berarti
mengelola. Pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan
dan fungsi-fungsi manajemen itu sendiri. Manajemen adalah melakukan pengelolaan
sumber daya yang dimiliki oleh sekolah atau organisasi yang diantaranya adalah
manusia, uang, metode, material, mesin
dan pemasaran yang dilakukan dengan sistematis dalam suatu proses. [ Rohiat.
2010. Manajemen Sekolah, Teori Dasar dan Praktik. Bandung : PT Refika Aditama ]
ª Menurut Hasibuan, manajemen sebagai ilmu dan
seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
ª Stoner, seperti yang dikutip Fachruddin
mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
memimpin dan mengawasi pekerjaan organisasi dan untuk menggunakan semua sumber
daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi yang dinyatakan
dengan jelas.
ª Gordon (1976) dalam Bafadal (2004:39), menyatakan bahwa manajemen merupakan metode yang
digunakan administrator untuk melakukan tugas-tugas tertentu atau mencapai
tujuan tertentu.
ª Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen
sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan
efisien.
ª Harold Koontz & O’Donnel dalam bukunya yang
berjudul “Principles of Management” mengemukakan, manajemen adalah berhubungan
dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang
lain.
ª Ensiclopedia of The Social Sciences, manajemen diartikan
sebagai proses pelaksanaan suatu tujuan tertentu yang diselenggarakan dan
diarvasi.
*definisi sendiri :
Menurut saya, manajemen adalah proses dimana adanya suatu
kegiatan untuk mencapai atau mewujudkan tujuan tertentu yang telah ditetapkan
secara bersama didalam organisasi.
2. Pengertian
Kurikulum
R Kamus Webster’s New
International Dictionary (1953) memberikan arti kurikulum sebagai berikut : “…
a specified fixed course of study, as in school or college, as one leading to a
degree.” Pengertian ini memandang bahwa kurikulum terdiri dari sejumlah mata
pelajaran tertentu yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat pendidikan.
R Menurut Oemar Hamalik,
Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk
memperoleh ijazah.
R Menurut Supandi,
Kurikulum adalah sebagai suatu perangkat pelbagai mata pelajaran yang harus
dipelajari siswa, batasan ini nampak jelas pada kurikulum 1968 Dikdasmen.
R Romine, “Curriculum is
interpreted to mean all of the organized courses, activities and experiences
which pupils have under the direction of the school, wether in the classroom or
not.” Kegiatan kurikuler tidak terbatas dalam ruangan kelas saja, melainkan
mancakup juga kegiatan di luar kelas. Karena itu menurut pandangan modern
kegiatan intra kulikuler dan ekstra kulikuler tidak ada pemisahan yang tegas,
semua kegiatan yang bertujuan memberikan pengalaman pendidikan bagi siswa
adalah kurikulum.
R Alice Miel, “Curriculum
in composed of the experiences children undergo, it fallows as a corolary that
the curriculum is the result of interaction of a complexity of factors,
including the physical environment and the desires, beliefs, knowledge
attitudes, and skill of the person served by and serving the school, namely,
the learners, community adults, and educators (not forgetting the custodians,
clerks, secretaries and other non teaching amployees of the school).
[ Wiryokusumo, Iskandar. 1988. Dasar-dasar Pengembangan
Kurikulum. Jakarta : Bina Aksara ]
R Kurikulum adalah rencana
tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional,
materi yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang harus dijalani untuk
mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan
tingkat pencapaian kemampuan peserta didik, serta seperangkat peraturan yang
berkenaan dengan pengalaman belajar peserta didik dalam mengembangkan potensi
dirinya pada satuan pendidikan tertentu.
[ Hamalik, Oemar. 2008. Manajemen Pengembangan Kurikulum.
Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA ]
R Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menurut Saylor, Alexander, dan Lewis
(1974) Kurikulum merupakan segala upaya sekolah untuk memengaruhi siswa agar
dapat belajar, baik dalam ruangan kelas maupun di luar sekolah. Sementara itu,
Harold B. Alberty (1965) memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang
diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the activities that are provided for the students by the school).
[ Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada ]
R Nengky and Evars (1967),
Kurikulum adalah semua pengalaman yang direncanakan dan dilakukan oleh sekolah
untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa
yang paling baik.
R Inlow (1966), Kurikulum
adalah susunan rangkaian dari hasil belajar yang disengaja. Kurikulum
menggambarkan (atau paling tidak mengantisipasi) dari hasil pengajaran.
R Saylor (1958), Kurikulum
adalah keseluruhan usaha sekolah untuk memengaruhi proses belajar mengajar baik
langsung dikelas, tempat bermain, atau diluar sekolah.
R William B. Ragan,
Kurikulum ialah semua pengalaman anak yang menjadi tanggung jawab sekolah.
R Robert S. Flaming,
pendapat Flaming sama dengan Ragan, yaitu kurikulum pada sekolah modern dapat
didefinisikan seluruh pengalaman belajar anak yang menjadi tanggung jawab
sekolah.
R David Praff, Kurikulum
ialah seperangkat organisasi pendidikan formal atau pusat-pusat pelatihan.
R Kelly, “All the lerning
which is planned and guided by the school, whether it is carried on in groups
or individually, inside, or outside the school.” Yakni bahwa kurikulum
merupakan segala upaya sekolah untuk merancang dan mempengaruhi siswa agar
dapat belajar secara kelompok atau mandiri, baik dilakukan dalam ruangan kelas
maupun diluar sekolah.
R Blenkin, “Curriculum is a
body of knowledge-content and/or subjects. Education in this sense, is the
process by which these are transmitted or ‘delivered’ to students by the most
effective methods that can be devised.” Yaitu bahwa kurikulum adalah suatu
badan pengetahuan – materi dan/atau subjek pengetahuan itu sendiri. Pendidik
dalam pengertian ini adalah proses dimana pengetahuan tersebut ditularkan atau
‘disampaikan’ kepada siswa dengan metode yang paling efektif yang dapat dibuat
atau dirancang.
*definisi sendiri :
Menurut saya Kurikulum adalah susunan satu rangkaian kegiatan
yang didalamnya mengandung rencana belajar siswa, sebagai pengalaman belajar
siswa yang diperoleh dari sekolah saat didalam kelas maupun diluar sekolah.
3. Pengertian
Manajemen Kurikulum
³ Manajemen Kurikulum
adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif,
komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian
tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus dikembangkan
sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Oleh karena itu, otonomi yang diberikan pada lembaga
pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan
memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembaga
pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijaksanaan nasional yang telah
ditetapkan.
[ Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada ]
³ Menurut Ibrahim Bafadhal,
Manajemen Kurikulum pada tingkat kanak-kanak merupakan pengaturan semua kegiatan
belajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas yang pelaksanaannya sudah
terorganisasi, dan terstruktur. Hal ini bertujuan agar seluruh kegiatan
pengajaran berjalan dengan efektif dan efisien.
³ Manajemen Kurikulum
adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan
pembelajaran dengan dititik beratkan pada usaha, meningkatkan kualitas
interaksi belajar mengajar.
³ Manajemen Kurikulum
adalah proses kerjasama dalam pengolahan kurikulum agar berguna bagi lembaga
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
³ Manajemen Kurikulum
merupakan suatu sistem kurikulum yang berorientasi pada produktivitas dimana
kurikulum tersebut beriorientasi pada peserta didik, kurikulum dibuat
sebagaimana dapat membuat peserta didik dapat mencapai tujuan hasil belajar.
³ Manajemen Kurikulum
adalah pemberdayaan dan pendayagunaan manusia, materi, uang, informasi, dan
rekayasa untuk dapat mengantarkan anak didik menjadi kompeten dalam berbagai
kehidupan yang dipelajarinya.
³ Manajemen Kurikulum adalah
upaya untuk mengurus, mengatur, dan mengelola perangkat mata pelajaran yang
akan diajarkan pada lembaga pendidikan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
*definisi sendiri :
Menurut saya, Manajemen Kurikulum adalah suatu proses usaha
bersama (kerja sama) dalam suatu organisasi melalui proses yang sistematis dan
terkoordinasi yang mengatur dan memperlancar pencapaian tujuan pengajaran di
sekolah secara efektif dan efisien.
4. Konsep
Manajemen Kurikulum
Kurikulum di sekolah merupakan penentu utama
kegiatan sekolah. Berbagai kegiatan yang dilakukan di sekolah mulai dari
dibukanya pintu sekolah sampai dengan lonceng pulang. Demikian juga dengan
siswa yang mulai masuk sekolah, mereka melakukan kegiatan belajar berdasarkan
kurikulum yang berlaku dan selalu disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berkembang. Kurikulum yang dirumuskan harus
sesuai dengan filsafat dan cita-cita bangsa perkembangan siswa, tuntutan dan kemajuan
masyarakat.
Pemahaman tentang konsep dasar manajemen
kurikulum merupakan hal yang penting bagi para kepala sekolah yang kemudian
merupakan modal untuk membuat keputusan dalam implementasi kurikulum yang akan
dilakukan oleh guru. Manajemen Kurikulum membicarakan pengorganisasian
sumber-sumber yang ada di sekolah sehingga kegiatan manajemen kurikulum ini
dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.
Sucipto
dan Raflis (1994;142) mengemukakan,
kurikulum dapat diartikan secara sempit dan luas. Dalam pengertian sempit,
kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang diberikan di sekolah,
sedangkan dalam pengertian luas kurikulum adalah semua pengalaman belajar yang
diberikan sekolah kepada siswa selama mereka mengikuti pendidikan di sekolah.
Dengan pengertian luas ini berarti segala usaha sekolah untuk memberikan
pengalaman belajar kepada siswa dalam upaya menghasilkan lulusan yang baik
secara kuantitatif maupun kualitatif tercakup dalam pengertian kurikulum.
Perkembangan kurikulum di Republik Indonesia
sampai saat ini telah melahirkan Undang-Undang nomor 20 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Badan
Standar Pendidikan Nasional, disusul dengan Permendiknas 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi, kemudian disusul dengan Permendiknas 23 tentang Standar Kompetensi
Kelulusan dan Undang-Undang nomor 24 tentang Pelaksanaan Permendiknas Nomor 22
dan 23.
Pembakuan Undang-Undang dan Permendiknas itu
menjadi kekuatan hukum bagi penyelenggara pendidikan untuk menata kurikulum
dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sehingga dengan demikian
undang-undang dan peraturan menteri pendidikan nasional itu perlu dibaca dan
dipahami. Untuk memahami kurikulum pendidikan, perlu diketahui fungsi dasar
pendidikan untuk menambah wawasan berpikir yang dikemukakan Sutisna sebagai berikut : Wawasan kepala
sekolah dan guru dalam mendidik dan mengajar siswa akan lebih matang bila
kepala sekolah dan guru memiliki berbagai pengetahuan yang mendalam. Memiliki
pengetahuan tentang fungsi pendidikan secara mendalam dan memahaminya dengan
baik akan memberikan nuansa yang berbeda dengan tanpa pengetahuan tersebut.
Tanpa mengindahkan tekanan yang berubah-ubah yang diberikan kepada fungsi
pendidikan, tujuan pendidikan, berasal dari empat fungsi dasar pendidikan,
yaitu :
1. Pengembangan individu
yang meliputi aspek-aspek hidup pribadi etis, estetis, emosional, fisis.
2. Pengembangan cara
berpikir dan teknik penyelidikan yang berkenaan dengan kecerdasan yang
terlatih.
3. Pemindahan warisan
budaya, menyangkut nilai-nilai sivik dan moral bangsa.
4. Pemenuhan kebutuhan sosial yang vital yang
menyumbang kepada kesejahteraan ekonomi, sosial, politik, dan lapangan kerja.
Kesimpulan
Manajemen Kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk
mewujudkan pencapaian tujuan pengajaran juga meningkatkan kualitas interaksi
belajar mengajar. Manajemen kurikulum di sekolah ataupun didunia pendidikan
sangat diperlukan guna untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
dan kurikulum dapat dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
MAKALAH MANAJEMEN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN- 1. Latar Belakang
Manajemen kurikulum adalah sebuah bentuk usaha atau upaya bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran khususnya usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Dalam upaya – upaya tersebut diperlukan adanya evaluasi, perencanaan, dan pelaksanaan yang merupakan satuan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Sedangkan manajemen pembelajaran ialah suatu sistem dengan komponen-komponen yang saling berkaitan. Komponen-komponen pembelajaran meliputi: peserta didik, guru, bahan ajar, kurikulum, sarana prasarana, serta strategi pembelajaran. Dengan demikian manajemen kurikulum dan pembelajaran saling berkaitan satu sama lain dalam suatu pendidikan, untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Manajemen kurikulum salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran dalam pendidikan nasional. Di samping itu, kurikulum merupakan suatu sistem program pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan, sehingga kurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu atau berkualitas. Untuk menunjang keberhasilan kurikulum, diperlukan upaya pemberdayaan bidang manajemen atau pengelolaan kurikulum. Pengelolaan kurikulum pada tingkat lembaga atau sekolah perlu di koordinasi oleh pihak pimpinan (manajer) dan pembantu pimpinan (manajer) yang dikembangkan secara integral dalam konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta disesuaikan dengan visi dan misi lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Berdasarkan hal tersebut, makalah ini ditulis untuk membantu mempersiapkan manajemen sekolah bermutu terutama berkenaan dengan manajemen kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan di sekolah, baik itu dilakukan oleh para guru, komite sekolah, kepala sekolah, dan pihak pihak yang terkait dengan mengembangkan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.
- 2. Tujuan Pembahasan
Dengan dikuasainya kompetensi diharapkan mampu:
- Mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan
- Mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan
- Melakukan suatu tindakan apabila terjadi hal yang berbeda dengan rencana semula
- Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda
PEMBAHASAN
- 1. Pengertian
Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar mangajar. Sedangkan kurikulum sendiri mempunyai arti yang sempit dan arti yang luas. Kurikulum dalam arti sempit adalah jadwal pelajaran atau semua pelajaran baik teori maupun praktek yang diberikan kepada siswa selama mengikuti suatu proses pendidikan tertentu. Sedangkan dalam arti luas kurikulum diartikan sebagai berikut. Sebenarnya terdapat tiga jenis organisasi kurikulum yaitu:
- Kurikulum Terpisah (Sparated Subject Curriculum) di mana bahan pelajaran disajikan secara terpisah – pisah seolah – olah ada batas antara bidang studi dan antara bidang studi yang sama di kelas yang berbeda.
- Kurikulum Berhubungan (Correlated Curriculum) yaitu kurikulum yang menunjukan adanya hubungan antara mata pelajarah yang satu dengan yan lain. Seperti IPS (gabungan dari mata pelajaran Sejarah Geografi, Ekonomi, Sosiologi ), IPA (gabungan dari Fisika, Biologi, Kimia).
- Kurikulum terpadu (Integrated Curriculum) yaitu kurikulum yang meniadakan batas – batas antara berbagai bidang dan didalam mata pelajaran tersebut terdapat keterpaduan mata pelajaran serta menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unik.
- 2. Tujuan
Manajemen kurikulum dan pembelajaran bertujuan untuk:
- Pencapaian pengajaran dengan menitik beratkan pada peningkatan kualitas interaksi belajar mengajar.
- Mengembangkan sumber daya manusia dengaan mengacu pada pendayagunaan seoptimal mungkin.
- Pencapaian visi dan misi pendidikan nasional.
- Meningkatkan kualitas belajar mengajar disuatu pendidikan tertentu.
- 3. Prinsip – Prinsip
- Produktivitas
Hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikilum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum. - Demokratisasi
Pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana, dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab untuk mencapai tujuan kurikulum. - Kooperatif
Untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat. - Efektifititas
dan efisiensi
Rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan efektifititas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum, sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang relative singkat. - Mengarahkan
visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum
Proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan tujuan kurikulum. Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum untuk memberikan hasil kurikulum yang lebih efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber daya maupun komponen kurikulum.
a. Menetapkan Visi
|
Rumusan visi merupakan penjabaran visi institusi
(universitas) ke fakultas, jurusan/bagian/program studi. Perumusan visi
didasarkan atas pertimbangan societal needs, professional needs, dan academic
needs
|
b. Menuliskan Misi
|
Mendeskripsikan tentang apa yang hendak dicapai dan untuk
siapa
|
c. Profil lulusan
|
Deskripsi singkat tentang peran yang dapat dilakukan
seorang lulusan, dan bukan gambaran singkat tentang data lulusan
|
d. Analisis tugas
|
Menjabarkan nomor c dengan membuat indikatornya (dokter,
pendidik, hukum, ekonom, dan sebagainya)
|
e. Perumusan kompetensi
|
Lulusan seperti apa yang akan dibentuk melalui program
pendidikan ini
|
f.Kajian elemen kompetensi |
- Bahan kajian tentang disiplin ilmu secara komprehensip
dan sistemik untuk membentuk sebuah kompetensi.
- Untuk membentuk sebuah kompetensi diperlukan beberapa bahan kajian.- Bahan kajian nantinya akan diturunkan menjadi mata kuliah |
g.Menetapkan elemen kompetensi |
Elemen kompetensi meliputi: landasan kepribadian,
penguasaan ilmu dan keterampilan, kemampuan berkarya, sikap perilaku dalam
berkarya, dan pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat.
|
h. Identifikasi nama mata kuliah
|
Penamaan mata kuliah berdasarkan rumpun topik kajian dari
kolom ( f )
|
i. Identifikasi pengalaman belajar
|
Perekayasaan kegiatan belajar agar mahasiswa dapat
melakukan sendiri sehingga kompetensi dapat tercapai/terbentuk
|
j. Sumber-sumber belajar
|
Menunjukkan berbagai sumber belajar yang dapat diakses
guna mendukung baik langsung maupun tidak langsung dalam proses pembelajaran
(paper, person maupun place)
|
k. Penentuan bobot SKS
|
Disesuaikan dengan urgensi dan status materi
|
l. Alokasi waktu
|
Ditetapkan berdasarkan pengalaman belajar, luas bahan,
tingkat kesulitan, dsb.
|
Ruang Lingkup
Kurikulum sendiri dapat dipahami dengan arti sempit sekali, sempit, dan luas. Pengertian kurikulum dalam arti sempit sekali adalah jadwal pelajaran. Kemudian pengertian kurikulum dalam arti sempit adalah jadwal pelajaran atau semua pelajaran baik teori maupun praktek yang diberikan kepada siswa selama mengikuti suatu proses pendidikan tertentu. Kurikulum dalam pengertian ini terbatas pada pemberian bekal pengetahuan dan keterampilan kepada siswa untuk kepentingan mereka melanjutkan pekerjaan maupun terjun ke dunia kerja. Dengan melihat pada kurikulum sebagai suatu lembaga pendidikan maka dapat dilihat apakah lulusannya mempunyai keahlian dalam level apa. Sedangkan dalam arti luas kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan-tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi:
- Perencanaan
- Perencanaan tingkat pusat, meliputi tujuan pendidikan, bahan pelajaran. Dalam tujuan pendidikan terdapat TIU dan TIK.
- Bahan pembelajaran,dari pusat kemudian di serahkan kepada sekolah dalam bentuk Garis-Garis Besar Program Pengajaran ( GBPP). Perencanaan yang harus dilakukan disekolah
- Pelaksanaan
- Tahap persiapan pembelajaran, adalah kegiatan yang dialakukan guru sebelum melakukan proses pembelajaran.
- Tahap pelaksanaan pembelajaran, adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleg guru dan murid mengenai pokok bahasan yang harus di sampaikan. Dalam tahap ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu pendahuluan, pelajaran inti, dan evaluasi.
- Tahap penutupan, adalah kegiatan yang dilakukan setelah penyampaian materi.
- Evaluasi
Kesimpulan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar mangajar. Sedangkan kurikulum sendiri mempunyai arti yang sempit dan arti yang luas. Kurikulum dalam arti sempit adalah jadwal pelajaran atau semua pelajaran baik teori maupun praktek yang diberikan kepada siswa selama mengikuti suatu proses pendidikan tertentu. Sedangkan dalam arti luas kurikulum diartikan sebagai berikut. Sebenarnya terdapat tiga jenis organisasi kurikulum yaitu : Kurikulum Terpisah (Sparated Subject Curriculum), kurikulum berhubungan (Correlated Curriculum), dan kurikulum terpadu (Integrated Curriculum) .
Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya.